Mejuah-juah.  Selamat datang di blog sederhana kami: "Gereja Injili Karo Indonesia.   Gereja Injili Karo Indonesia(GIKI) adalah gereja yang mengintegrasikan INJIL dan budaya KARO, dengan membina sentralitas, sakralitas, dan ritualitas iman.   2K(KK): Kristus dan Karo! Kami mencintai Kristus dan Karo; Kami menyembah Kristus dengan budaya Karo.   Syalom ras Mejuah-juah man banta kerina... Adi Tuhan Yesus sijadiken palas bas tengah-tengah geluhta, maka megegeh kita mbentasi kegeluhen enda aminna pe lit kalisunggung i lebe-lebenta .... adi megermet kita kerna budayanta, maka meriah katawari pe ukurta sebab enterem temanta si banci nampati kita...Syaloom mejuah-juah. Tuhan Yesus memberkati.

5 Mar 2013


Sodom dan Gomora

(Edi Suranta Ginting)

--------------------------------------

Pendahuluan

Sodom dan Gomora adalah dua dari empat kota yang terletak di Lembah Sungai Yordan. Lot, keponakan Abraham telah memilih untuk tinggal di kota Sodom. Kota ini berkembang menjadi kota yang tidak terkendali, khususnya di bidang moral. Penduduk Sodom seakan-akan tidak tahu bahwa ada Allah yang akan menghakimi setiap perbuatan manusia. Mereka melakukan apa saja yang dapat memuaskan hasrat kedagingan mereka. Akhirnya, Allah menghancurkan kota itu  dengan belerang dan api.

Istilah Sodom berkembang dan mendapat makna konotatif-negatif. Makna konotatif-negatif pertama berkaitan dengan keadaan suatu masyarakat yang bebas (tanpa norma agama) dalam melakukan kegiatan seksual. Yang kedua berhubungan dengan tindakan seksual yang dilakukan secara tidak normal atau homoseksual.

Tanah Karo atau Kabupaten Karo adalah salah satu pusat gereja di Sumatera Utara. Ungkapan yang dikenakan pada daerah ini ialah Tanah Karo Simalem. Ungkapan ini adalah pengakuan dan sekaligus harapan yang demikian luhur untuk tanah kelahiran orang-orang Karo. Simalem bermakna ‘yang menyenangkan hati’ atau ‘damai, baik, tenang, atau baik’. Oleh karena itu, setiap orang Karo, khususnya yang merantau, akan selalu rindu untuk melihat atau kembali ke Tanah Karo Simalem. Kemalemen Tanah Karo sedemikian mengikat hati orang Karo, sehingga mereka selalu rindu berada di Tanah Karo Simalem.

Akan tetapi, pada tahun-tahun terakhir ini, Tanah Karo Simalem mendapat guncangan yang sangat menguatirkan. Media-media melaporkan bahwa warga Tanah Karo menjadi pengidap HIV/AIDS tertinggi di Sumatera Utara. Ada 345 orang yang terdata mengidap penyakit yang mengerikan tersebut. Biasanya, karena penyakit itu memalukan, banyak orang yang mengidap penyakit itu menyembunyikan diri. Oleh karena itu, ada yang menduga bahwa mungkin saja penderita penyakit itu berjumlah ribuan orang di Tanah Karo.

Di samping penyakit itu, kita juga membaca di media massa bahwa judi kembali marak di Tanah Karo, peredaran dan pemakaian narkoba, dan tempat-tempat prostitusi. Judi, narkoba, dan prostitusi adalah penyakit sosial. Oleh karena itu, penyembuhannya harus dimulai dari perubahan perilaku masyarakat. Per laku hidup yang tidak sesuai dengan norma-norma budaya dan agama harus ditinggalkan. Tentu saja, lembaga yang paling kompeten dalam hal ini ialah gereja.

Keadaan Tanah Karo bisa dikaitkan dengan Sodom dan Gomora. Kaitannya karena perilaku masyarakat yang mengandung kemiripan dengan masyarakat Sodom yang bebas tanpa norma budaya dan norma agama.

Sodom dihukum Allah karena perilaku mereka yang bertentangan dengan peraturan Tuhan. Bila Tuhan bisa menghukum Sodom, maka Tuhan juga bisa menghukum Tanah Karo. Supaya hukuman tidak terjadi, maka orang Karo harus berubah sikap dan meninggalkan perilaku bebas tanpa nilai-nilai moral dan kembali beribadah dengan setia kepada Tuhan Yesus.

Sodom dan Gomora (Kejadian 18: 16—19: 29)

Firman Tuhan mengatakan bahwa banyak sudah keluh kesah orang terhadap keadaan Sodom dan Gomora. Dosa mereka sudah sangat berat (Kej. 18: 21). Akan tetapi, Tuhan ingin melihat langsung kebenaran dari keluh kesah orang tersebut dengan mengutus malaikatnya ke Sodom dan Gomora (Kej. 18: 21).

Dalam perjalanan menuju ke Sodom dan Gomora itu, malaikat Tuhan berdampingan dengan Abraham. Karena sudah diberitahukan rencana penghukuman terhadap Sodom dan Gomora, maka Abraham memberanikan diri untuk membela Sodom dan Gomora dari rencana penghancuran itu. Abraham mengatakan kepada malaikat Tuhan itu, “Bila ada sepuluh orang benar, apakah Engkau akan menghancurkan kota itu?” Malaikat Tuhan menjawab bahwa bila ada sepuluh orang benar  di Sodom dan Gomora, maka Allah tidak akan menghancurkan kota itu. (Kej. 18: 32).

Malaikat Tuhan itu melanjutkan perjalanan mereka ke Sodom dan mereka tiba pada waktu petang. Lot yang melihat kedua malaikat itu menyambut dan mendesak malaikat itu untuk mampir ke rumahnya.

Selesai makan, sebelum tidur, tiba-tiba rumah Lot dikepung oleh semua laki-laki, tua dan muda, dari seluruh kota itu. Mereka memaksa Lot untuk menyerahkan dua orang malaikat itu untuk mereka pakai. Lot mempertahankan kehormatan tamu-tamunya. Ia bahkan menawarkan dua orang anak perempuannya yang perawan untuk diperlakukan sesuka hati laki-laki kota itu. Akan tetapi, mereka tidak mau, karena mereka semua homoseksual. Barangkali, Lot sudah tahu mereka tidak suka kepada perempuan, sehingga ia menawarkan kedua anak perempuannya.

Laki-laki kota itu memaksa Lot untuk menyerahkan malaikat-malaikat itu. Ketika mereka akan mendobrak pintu, malaikat itu membutakan semua mata laki-laki kota itu, sehingga mereka tidak berhasil menemukan pintu rumah Lot.

Setelah itu, kedua malaikat itu memberitahukan Lot rencana mereka untuk menghancurkan kota Sodom dan mendesak Lot dan keluarganya untuk menyelamatkan diri. Berbeda dengan Nuh yang berhasil mengajak istri, anak-anak, dan mantu-mantunya, Lot hanya berhasil menyelamatkan dirinya dan kedua putrinya. Kedua calon mantunya menganggap Lot hanya berolok-olok, sedangkan istrinya melanggar perintah malaikat dengan berlama-lama melarikan diri dan memandang ke belakang.

Tuhan menghancurkan Sodom dan Gomora dengan hujan belerang dan api dan menunggangbalikkan kedua kota itu. Ketika esok hatinya Abraham melihat kota itu, maka kelihatan kota itu sudah rata seperti tempat peleburan.

Sodom Amerika dan Karo

Billy Graham adalah tokoh utama Gerakan Kebangunan Rohani gelombang ke-4 (yang pertama Jonathan Edwards, kedua, Charles Finney, ketiga, D.L.Moody) dan sekaligus juga adalah bapa rohani orang Amerika. Billy Graham adalah penasihat rohani setiap presiden Amerika Serikat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Billy Graham mengenal betul karakter dan perkembangan rohani orang Amerika.

Oleh karena itu, masyarakat dunia cukup kaget ketika Billy Graham menyatakan bahwa Amerika Serikat sudah sama seperti Sodom dan Gomora. Sebenarnya, menjelang kematiannya 20 tahun yang lalu, istri Billy Graham sudah menyatakan bahwa Amerika adalah sama dengan Sodom dan Gomora. Pada akhir tahun 2012 kemarin, Billy Graham menegaskan ulang suara kenabiannya, yaitu bahwa Amerika akan dihukum seperti Tuhan menghukum Sodom dan Gomora.

Billy Graham tidak hanya menegur keras orang Amerika, tetapi juga segera membuat gerakan pemulihan untuk orang Amerika. Gerakan pemulihan yang diberi nama My Hope With Billy Graham menantang setiap orang Amerika untuk bertobat dan kembali ke sikap takut akan Tuhan dan beribadah kepada Tuhan Yesus dengan segenap hati.

Sebenarnya, hukuman terhadap Amerika sudah kelihatan pada tahun-tahun terakhir ini dengan terjadinya kemunduran ekonomi dan peran Amerika di dunia. Krisis keuangan Amerika pada 2008 dengang bangkrutnya beberapa lembaga keuangan terbesar Amerika adalah tanda-tanda yang harus dilihat dari aspek rohani. Amerika bukan lagi negara super power dan negara terkaya, karena peranan bangsa ini sudah mulai digantikan oleh negara China. Kita harus mengingat juga bahwa kekristenan mengalami perkembangan yang sangat pesat di China dan peranan orang Kristen di negara ini cukup signifikan.

Beberapa orang Karo mulai mengaitkan Karo atau Tanah Karo dengan Sodom dan Gomora. Bahkan ada lagu Karo rohani yang menyerukan doanya kepada Tuhan Yesus agar Tanah Karo tidak mengalami kehancuran seperti yang terjadi pada Sodom dan Gomora.

Kita bisa mengerti bahwa pengaitan Karo dengan Sodom terutama karena berita terdeteksinya 300-an lebih warga Karo yang mengidap HIV/AIDS. Berita tentang merebaknya penyakit ini di Tanah Karo hanyalah puncak dari sudah lamanya merebak prostitusi, judi, narkoba, dan perbuatan amoral lainnya di Tanah Karo.

Mungkin lalat buah yang sudah sangat menggelisahkan warga Karo bisa menjadi penanda bahwa Tuhan sedang memberi peringatan kepada warga Karo untuk segera sadar dan berubah.

Sepuluh Orang Benar

Penghukuman Sodom dan Gomora terjadi karena di kota itu tidak terdapat 10 orang benar. Bila ada 10 orang benar di kota itu, maka kota itu tidak akan dihancurkan oleh Allah (Kej. 18: 32). Apakah kriteria benar yang dimaksudkan oleh malaikat Tuhan. Dalam konteks percakapan Abraham dan malaikat itu, maka Abraham adalah kriteria orang benar. Dalam konteks penyelamatan Lot, maka kriteria benar adalah Lot.

Pertanyaan berikutnya ialah apakah angka 10 adalah angka matematika atau angka simbolis? Saya cenderung menafsirkan bahwa angka 10 adalah angka simbolis yang mengacu pada seseorang atau sejumlah orang yang sungguh-sungguh benar di hadapan Tuhan dan menunjukkan signifikansi ketaatan kepada Tuhan Allah.

Abraham adalah orang benar yang sungguh-sungguh taat kepada Allah. Itulah sebabnya, Allah meluputkannya dari marabahaya bahkan dari hukuman akibat kecerobohan maupun kelemahannya (Kej. 12: 13, 20: 2).

Oleh karena itu, yang dibutuhkan untuk menghindari hukuman Sodom Gomora adalah adanya orang-orang seperti Abraham, mungkin cukup satu sebagai pemimpin dan banyak orang sebagai pengikut. Kita tahu bahwa John Wesley adalah orang benar yang menyelamatkan bangsa Inggris dari kebangkrutan dan perang saudara pada abad ke-18.

Jadi, supaya Tanah Karo tidak dihukum Tuhan seperti Sodom dan Gomora maka perlu hadir seorang atau beberapa orang benar yang memiliki karisma untuk menggerakkan masyarakat dari masyarakat apatis permisif dan pelaku dosa menjadi masyarakat yang menghormati Tuhan Yesus dan berusaha menjalankan perintah-perinta Tuhan yang tertulis di dalam kitab suci. Kita perlu mendoakan supaya terjadi transformasi iman di Tanah Karo yang dipelopori oleh seseorang atau satu gereja yang dipilih oleh Tuhan Yesus.

Penutup

Pengaitan Sodom-Gomora dengan Karo adalah bentuk keprihatinan orang percaya terhadap keadaan Karo yang sudah sangat memprihatinkan. Tingkat pengidap HIV/Aids yang tinggi, menjamurnya narkoba, perjudian, kemabukan, dan prostitusi memiliki korelasi dengan timbulnya berbagai persoalan ekonomi masyarakat Karo. Salah satu wabah yang sungguh-sungguh menyesakkan dada warga Karo ialah lalat buah yang hingga hari ini tidak bisa ditanggulangi oleh masyarakat maupun oleh pemerintah.

Supaya Tanah Karo tidak dihukum seperti Sodom dan Gomora, maka kita mendoakan agar hadir 10 orang benar di Tanah Karo. Sepuluh orang benar bukan angka matematika, melainkan suatu gerakan yang signifikan yang bisa mengubahkan keadaan yang menjauh dari Tuhan, yang membiarkan dosa merajalela menjadi keadaan sebaliknya.

Inilah tugas setiap orang percaya supaya bahu-membahu untuk mengubahkan Tanah Karo yang seperti Sodom menjadi Tanah Karo yang bagaikan Yerusalem, tempat yang indah untuk memuji dan beribadah kepada Tuhan Yesus. (esg)

 

 

 

 

 

1 komentar: