Mejuah-juah.  Selamat datang di blog sederhana kami: "Gereja Injili Karo Indonesia.   Gereja Injili Karo Indonesia(GIKI) adalah gereja yang mengintegrasikan INJIL dan budaya KARO, dengan membina sentralitas, sakralitas, dan ritualitas iman.   2K(KK): Kristus dan Karo! Kami mencintai Kristus dan Karo; Kami menyembah Kristus dengan budaya Karo.   Syalom ras Mejuah-juah man banta kerina... Adi Tuhan Yesus sijadiken palas bas tengah-tengah geluhta, maka megegeh kita mbentasi kegeluhen enda aminna pe lit kalisunggung i lebe-lebenta .... adi megermet kita kerna budayanta, maka meriah katawari pe ukurta sebab enterem temanta si banci nampati kita...Syaloom mejuah-juah. Tuhan Yesus memberkati.

4 Mar 2013


Teologi Kujuma-Kurumah

(Edi Suranta Ginting)

----------------------------------

Pendahuluan

Kujuma-kurumah adalah pekerjaan umum masyarakat pedesaan, khususnya di Tanah Karo. Arti harafiahnya ialah ke ladang dan ke rumah. Ini menggambarkan aktivitas rutin masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pagi hari ke ladang atau sawah dan sore hari pulang ke rumah.

Teologi adalah pandangan atau keyakinan orang percaya tentang suatu hal yang berdasarkan pada kebenaran Alkitab yang dipahami.

Teologi kujuma kurumah adalah pandangan atau keyakinan bahwa setiap pekerjaan, apapun jenisnya, adalah ibadah kepada Tuhan Yesus, sehingga selayaknya dikerjakan dengan sepenuh hati dan sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang berlaku.

 

Kujuma-Kurumah di Perjanjian Lama

Mulanya, kujuma-kurumah atau pekerjaan adalah kutuk Allah terhadap manusia yang berbuat dosa. Sebelumnya, mereka tidak bekerja, karena semua yang mereka butuhkan tersedia begitu saja.

Dalam perkembangan berikutnya, pekerjaan mendapat makna yang lebih positif. Misalnya, kita bisa membaca bagaimana pekerjaan dikaitkan dengan berkat Tuhan. “Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN (Kej. 26: 12)”

Di dalam sejarah hidup Yusuf, pekerjaannya pun dikaitkan dengan berkat Tuhan dan ini menggambarkan bahwa pekerjaan bukan lagi kutuk, melainkan menjadi sarana atau alat di tangan Allah untuk mewujudkan rencana-Nya yang indah (Kej. 39: 2, 21).

Bahkan Raja Salomo mengajarkan pentingnya pekerjaan yang dilakukan dengan rajin dan mengecam orang-orang yang malas bekerja dengan mengatakan bahwa kemalasan akan mendatangkan kemiskinan (Ams. 6: 8).

 

Kujuma-kurumah di Perjanjian Baru

Tuhan Yesus memiliki pekerjaan sebagai pembuat mebel dan tidak ada penjelasan dari kitab suci bahwa Tuhan tidak menyukai pekerjaan itu. Tuhan Yesus juga menjumpai Petrus yang sedang bekerja sebagai nelayan. Tuhan memang mengganti pekerjaan Petrus dari penjala ikan menjadi penjala manusia, tetapi tidak ada indikasi bahwa Tuhan menghinakan pekerjaan nelayan (Luk. 5: 1—11).

Rasul Paulus adalah seorang pembuat tenda yang dengan pekerjaannya dapat membiayai pelayanannya (Kisah 18: 3). Status Paulus sebagai pekerja menunjukkan bahwa pekerjaan bukan lagi sesuatu yang hina, melainkan sesuatu yang berharga dan menjadi sarana untuk memuliakan nama Tuhan Yesus.

Itulah sebabnya, sama seperti Raja Salomo, Rasul Paulus pun menegur orang-orang Kristen yang tidak bekerja. Teguran rasul bahkan sangat keras dengan mengatakan bahwa orang yang tidak bekerja tidak layak untuk makan (II Tes. 3: 10). Rasul Paulus menyamakan orang yang tidak mau bekerja dengan orang yang tidak tertib atau tidak baik hidupnya.

Jadi, kita dapat menyimpulkan bahwa menurut Alkitab pekerjaan itu adalah baik dan tidak mau bekerja adalah sikap hidup yang tidak baik.

 

Ragam Kujuma-kurumah

Kujuma-kurumah adalah simbol pekerjaan yang dapat beragam bentuk. Ada pekerjaan yang mengandalkan tenaga, keterampilan, keahlian, pengetahuan, maupun modal. Alkitab tidak membuat klas-klas pekerjaan. Lukas adalah seorang dokter, Paulus adalah seorang pembuat tenda, Filemon adalah seorang pengusaha, Onesimus semula adalah seorang budak, tetapi semuanya dipandang sama oleh Tuhan.

Oleh karena itu, apapun pekerjaan kita, itu bukan masalah. Boleh saja kita bekerja sebagai karyawan, supir angkot, berjualan di warung, yang penting ialah bahwa kita melakukannya sebagai ibadah kita kepada Tuhan Yesus Kristus.

 

Tiga Tujuan Kujuma-Kurumah

Di dalam Kol. 3: 23, Firman Tuhan mengajarkan bahwa pekerjaan adalah ibadah kepada Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena itu, pekerjaan harus dilakukan dengan segenap hati untuk mendapatkan kualitas yang terbaik.

Sebagai ibadah kepada Tuhan Yesus, ada tiga tujuan mulia yang terdapat di dalam pekerjaan. Satu, untuk melakukan sesuatu yang baik dan terhindar dari melakukan kegiatan yang sia-sia atau tidak berguna. Dua, untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup sendiri dan tidak menjadi beban bagi orang lain. Ketiga, untuk bisa berbuat baik dengan membantu orang yang berkekurangan (II Tes. 3: 1—15).

 

Teladan Bapa Rohani

Tiga bapa rohani akan mengajarkan cara bekerja yang baik. Satu adalah Ishak (Kej. 26: 12). Pelajaran yang dapat diambil dari Ishak ialah bahwa ia memadukan antara usaha dan anugrah Tuhan. Ia menabur dengan sepenuh hati dan mendoakannya juga sepenuh hati, sehingga berkat Allah tercurah dan ia menjadi sangat kaya.

Yusuf mengajarkan pentingnya bekerja jujur, tekun, dan tidak bersungut-sungut (Kej. 39: 2, 21). Akan tetapi, kunci keberhasilan Yusuf terletak pada kata ‘menyertai’. Tuhan Allah menyertai Yusuf, sehingga apapun yang diperbuatnya berhasil. Bagaimana supaya Allah menyertai kita, sehingga kita berhasil di dalam pekerjaan kita? Jawabnya ialah dengan menyebut nama Tuhan Yesus dalam setiap pekerjaan kita (Kol. 3: 17). Contohnya, kalau mau memulai menanam di ladang atau sawah, maka kita memulainya dengan Ibadah Tabur Benih. Bila ada masalah dengan hama, maka kita meminta pertolongan Tuhan Yesus dengan Ibadah Tolak Bala. Jadi, dalam segala pekerjaan dan masalah, kita harus melibatkan Tuhan Yesus.

Daniel hebat dalam dua hal. Satu, lebih pintar sepuluh kali daripada orang lain (Dan. 1: 20). Dua, Daniel tidak dimutasi walau beberapa raja telah berganti. Ini menunjukkan bahwa Daniel mumpuni di pekerjaannya. Akan tetapi, rahasianya terletak pada sikapnya yang sangat menghormati Tuhan dan menomorsatukan Tuhan dalam segala sesuatu (Dan. 1: 8). Daniel berketetapan hati untuk tidak melanggar perintah Tuhan. Oleh karena itu, kalau mau diberkati dalam usaha, maka walau harus menyemprot jeruk atau harus panen, tetapi tidak boleh melanggar hukum Sabat. Ke gereja adalah yang utama, tidak boleh dilanggar.

Penutup

Saudara, Firman Allah sudah mengajarkan bahwa pekerjaan adalah alat untuk memuliakan nama Tuhan Yesus. Bila kita bekerja baik dan orang lain diberkati, maka kita sudah beribadah dan memuliakan Tuhan. Bila kita bekerja dan mendapat banyak berkat yang bisa dibagi ke gereja dan orang lain, maka itu pun sudah membuat kita beribadah.

Oleh karena itu, apapun pekerjaan kita, marilah kita senantiasa melibatkan Tuhan, sehingga kita sukses dalam pekerjaan kita.

 

 
Sejarah Gereja Injili Karo Indonesia (GIKI)
Yunus berseru: "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan."
Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka mengenakan kain kabung. Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu.
Raja mengatakan: "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya.
Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa."
Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.
(Yunus 3: 4--10)