Celakalah Aku!
(I Kor. 9: 15—18)
….Celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil (ayat 16b)
Sebagai rasul, maka Paulus sebenarnya
memiliki hak untuk memperoleh haknya sebagai rasul atau pelayan Tuhan, namun ia
tidak menuntut haknya melainkan ia mengutamakan kewajibannya sebagai pengikut
Kristus. Jika rasul-rasul atau pelayan-pelayan lain beroleh haknya, maka aku
lebih lagi kata Paulus sebab ia mengerjakan semua pekerjaannya dengan
kesungguhan dan melebihi orang lain. Saat ini begitu banyak orang yang menuntut
haknya, sedangkan kewajibannya pun belum ia lakukan maksimal sehingga
mengakibatkan KKN terjadi di hampir segala bidang/instansi pemerintahan.
Kita harus belajar dari Rasul Paulus
yang mengutamakan kewajibannya daripada haknya. Bukan ia mengabaikan haknya,
melainkan celakalah ia jika ia lebih mengutamakan hak dari pada kewajibannya
sebagai pekerja Kristus. Kewajiban yang ia emban sama dengan hutang yang harus
ia lunasi, yakni memberitakan dan menyaksikan Injil. Rasul Paulus yakin, jika
ia mengutamakan kewajibannya untuk terus memberitakan Injil, maka kata “celaka”
tidak akan menimpa kehidupannya. Sekalipun kematian yang akan ia alami karena
pemberitaan Injil, ia tidak menganggap itu sebuah kecelakaan, melainkan
keuntungan.Sesuatu yang kita lakukan tidak di dalam nama Tuhan Yesus dan bukan untuk kemuliaan Tuhan Yesus, maka kecelakaan akan terbuka lebar di depan. Sebab segala sesuatu yang kita lakukan di luar Tuhan, berarti kita lakukan di dalam penguasaan iblis. Iblis tidak akan pernah membawa setip orang yang dikuasainya kepada damai sejahtera, melainkan kepada kecelakaan. Sahabat Sinalsal yang dikasihi Tuhan Yesus, marilah kita lakukan apapun di dalam nama Tuhan Yesus dan demi kemuliaan Tuhan Yesus, dengan demikian kita menutup kecelakaan-kecelakaan yang ada di manapun. Terlebih-lebih marilah kita terus memberitakan Injil, sebab disinilah letak kekuatan kita sebagai orang percaya. ((jer)
Memberitakan Injil Adalah Kewajiban
Celakalah Yang Mengabaikan