Mejuah-juah.  Selamat datang di blog sederhana kami: "Gereja Injili Karo Indonesia.   Gereja Injili Karo Indonesia(GIKI) adalah gereja yang mengintegrasikan INJIL dan budaya KARO, dengan membina sentralitas, sakralitas, dan ritualitas iman.   2K(KK): Kristus dan Karo! Kami mencintai Kristus dan Karo; Kami menyembah Kristus dengan budaya Karo.   Syalom ras Mejuah-juah man banta kerina... Adi Tuhan Yesus sijadiken palas bas tengah-tengah geluhta, maka megegeh kita mbentasi kegeluhen enda aminna pe lit kalisunggung i lebe-lebenta .... adi megermet kita kerna budayanta, maka meriah katawari pe ukurta sebab enterem temanta si banci nampati kita...Syaloom mejuah-juah. Tuhan Yesus memberkati.

5 Mar 2013

Tiga prinsip Ibadah


Tiga Prinsip Beribadah

(Edi Suranta Ginting)

--------------------------------------

Pengertian tentang gereja yang keliru telah melahirkan cara beribadah yang sangat keliru. Hari-hari sekarang ini,  saya mengamati bahwa ibadah di dalam gereja tidak jauh berbeda dengan pesta-pesta yang dilakukan di hotel-hotel. Ibadah sudah bagaikan entertainmen (hiburan). 

dua aspek yang telah menjadi keliru. Satu, aspek pengurus gereja. Pengurus gereja, demi mendapatkan hadirin, membuat acara gereja sangat menghibur untuk memikat hati pada hadirin agar memberi banyak dan setia hadir. Bila perlu, pengurus gereja mengundang  figur publik untuk menambah semarak pertemuan.

Dua, aspek jemaat. Jemaat datang ke gereja bukan lagi sebagai kewajiban sesuai dengan perintah Tuhan di Gunung Sinai, melainkan untuk mendapatkan hiburan yang murah meriah. Konsekuensinya ialah bahwa jemaat datang bila mungkin dan datang dengan penampilan bebas.

Dampak dari semua ini ialah hilangnya sudah wibawa gereja terhadap jemaat. Di samping itu, lemahnya jemaat dalam menghadapi tantangan dan godaan, sehingga banyak orang Kristen sekarang ini yang dengan mudah meninggalkan iman percaya mereka kepada Kristus.

Untuk memulihkan keadaan itu, saya mengusulkan supaya gereja kembali melihat ke Akitab ajaran tentang gereja dan ibadah di dalam gereja. Firman Tuhan dengan tegas mengatakan bahwa beribadah menghadap Allah itu ada aturannya dan bukan bebas tanpa aturan. Ibrani 12: 28 mengatakan  Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.”

Firman Tuhan mengatakan ‘cara yang berkenan kepada-Nya’.  Cara yang berkenan kepada-Nya tidak berkaitan langsung dengan sikap tubuh, melainkan berkaitan langsung dengan sikap hati. Sikap hati itulah yang melahirkan sikap tubuh.  Sikap hati itu ialah ‘hormat dan takut’. Tuhan Yesus menginginkan supaya setiap orang yang datang beribadah kepada-Nya memiliki sikap hati yang hormat dan takut.

Dalam hidup sehari-hari,  maka kata hormat dan takut sudah mudah kita pahami. Kalau kita akan menghadap pejabat atau orang terhormat, maka tidak bisa akan tercermin dari sikap tubuh dan perilaku kita. Kita tidak mungkin datang terlambat menghadap orang hebat. Kita akan tampil bersih dan sopan. Tutur kata kita akan tertata dengan baik dan santun. Dan banyak sikap tubuh lainnya yang akan kita atur sebagai wujud dari sikap hati yang hormat.

Jadi, kepada Tuhan Yesus yang adalah raja di atas segala raja, kita harus menghadap-Nya dengan cara yang berkenan kepada-Nya, yaitu dengan sikap hati yang hormat dan takut kepada-Nya. Dalam kaitan dengan ini, saya melihat ada tiga prinsip yang berkaitan dengan sikap tubuh kita ketika menghadap Tuhan Yesus Kristus.

1.       Prinsip Kesederhanaan (I Timotius 2: 9)

Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal,

 

Setelah semangat iman yang begitu tinggi melahirkan gereja (Kisah Para Rasul), maka setelah itu, para rasul masuk ke tahap penataan.  Timotius melaporkan kepada Paulus keadaan jemaat di Efesus. Itulah sebabnya, Rasul Paulus mengirim surat penggembalaan kepada Timotius yang berisi petunjuk praktis untuk menata kehidupan kegerejaan di Efesus.

Salah satu petunjuk yang diberikan oleh Paulus ialah mengenai cara beribadah di gereja. Rupanya, di Efesus yang kaya, banyak jemaat yang beribadah sambil pamer kekayaan dan pamer kecantikan.  Mereka berpakaian mengikuti mode, berdandan dengan penuh gaya, memakai perhiasan yang mahal-mahal, dan memakai pakaian yang mahal-mahal juga.

Rasul Paulus menegur cara beribadah yang keliru tersebut, yang sarat dengan kemewahan dan nafsu keduniawian. Cara beribadah yang dianjurkan oleh Paulus ialah pantas, sopan, dan sederhana.  Semua kita tahu penampilan yang pantas ke gereja, pakaian yang sopan ke gereja, dan penampilan yang sederhana ke gereja. Tidak perlu seragam semua cara berpakaian ke gereja, tetapi yang penting prinsipnya: pantas, sopan, dan sederhana.

2.       Prinsip Kesopanan (I Korintus 11: 5)

Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.

Jemaat Korintus menghadapi satu masalah dengan cara beribadah. Ada wanita yang datang ke gereja tanpa tudung kepala. Pada masa itu, wanita yang tampil di depan umum tanpa tudung kepala kemungkinanya adalah: satu, wanita bebas (bukan wanita baik-baik) dan dua, wanita kuil yang berbakti untuk memuaskan seks kaum laki-laki. Oleh karena itu, tentu kehadiran para wanita ini menimbulkan kehebohan di tengah-tengah gereja.

Itulah sebabnya, Rasul Paulus memberikan petunjuk supaya setiap wanita memakai pakaian yang sopan yang tidak menimbulkan gangguan hati pada orang lain. Nasihat ini disampaikan juga oleh Rasul Paulus kepada jemaat Efesus melalui Timotius (I Tim. 2: 9). Ini berarti bahwa penampilan beribadah sangat penting untuk diperhatikan.

3.       Prinsip Kekhususan (Mat. 21: 13)

..dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."

Ibadah adalah pertemuan khusus antara orang percaya dengan Tuhan dan dilakukan di rumah Tuhan yang kudus. Kudus artinya ialah khusus atau dikhususkan atau dipisahkan untuk dipakai secara khusus.

Oleh karena itu, pakaian ke acara khusus (gereja) semestinya memang sudah dikhususkan hanya dipakai untuk ke gereja dan bukan ke tempat lain atau pakaian ke tempat lain yang dipakai untuk ke gereja.

Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa rumah-Nya adalah rumah doa dan bukan sarang penyamun. Pernyataan ini dapat dipahami secara sederhana bahwa gereja tidak sama dengan tempat lain dan kegiatan di dalam gereja tidak sama juga dengan kegiatan di tempat lain. Oleh karena itu, untuk menjaga kekudusan (kekhususan) gereja, maka lebih baik kita memakai pakaian khusus ke gereja dan bukan pakaian umum.

 

Penutup

Masyarakat Asia adalah masyarakat beragama dan sangat menghormati agama dan kegiatan-kegiatan agama. Dari seluruh kegiatan agama, upacara keagamaan mendapat  porsi yang lebih banyak dan lebih penting. Oleh karena itu, kita dapat memperhatikan bahwa agama-agama di Asia, seperti Islam dan Hindu Bali, misalnya, adalah sekumpulan ritual atau upacara keagamaan.

Agama Kristen dipandang asing di Asia dan juga di Indonesia ialah karna tampilan kekristenan yang masih bercorak Barat dan belum bercorak Indonesia. untuk menjadi bercorak Indonesia, maka salah satu yang harus diperhatikan ialah cara beribadah kita. kita harus menunjukkan rasa hormat kita kepada Tuhan dengan menata ibadah yang berwibawa yang ditaati oleh setiap umat Tuhan. Mari kita memulai dengan pakaian yang sederhana, sopan, dan khusus untuk gereja. (esg)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar