Tak Setia Menderita
Rut 1: 1--5
Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing (ay. 1)
Seorang pemuda
aktivis gereja kecewa terhadap teman-temannya yang dianggapnya kurang perhatian
kepadanya ketika ia kena PHK dari tempatnya bekerja. Oleh karena itu, ia mulai
menghindar dari gereja dan kegiatan pemuda gereja.
Pada satu malam minggu, ketika mereka sedang mengadakan acara kebut-kebutan, tiba-tiba polisi datang dan menangkapi mereka. Anak muda ini segera melarikan motornya dengan kecepatan tinggi. Akan tetapi, di sebuah tikungan, ia tidak bisa mengontrol motornya. Motornya tergelincir menghantam pohon kayu, sedangkan ia sendiri meluncur di aspal dan menghantam trotoar jalan. Ia mengalami luka serius, tetapi nyawanya dapat diselamatkan.
Meninggalkan persekutuan dengan Tuhan karena persoalan hanya akan menambah persoalan. Itulah yang terjadi pada Elimelekh. Oleh karena ada kelaparan di Israel, maka ia meninggalkan Bethlehem dan pergi ke negeri asing, Moab. Tadinya tujuannya untuk mendapatkan kehidupan, tetapi yang didapatkan hanyalah kematian. Ia sendiri mati di Moab. Dua anak laki-lakinya pun mati juga.
Dari limat ayat yang kita baca, kita menemukan dua kata yang bisa diperbandingkan, yaitu kata kelaparan dan dua kali kata kematian. Ini artinya bahwa bersama dengan Tuhan bisa saja kelaparan, tetapi kalau menjauh dari Tuhan maka yang didapatkan adalah kematian dan kematian.
Sahabat Sinalsal, Firman Tuhan yang kita baca hari ini mendorong kita untuk tetap setia kepada Tuhan walaupun menghadapi berbagai ‘kelaparan’ karena kalau kita bertahan, Tuhan akan segera memberi pertolongan. (esg)
Bersama
Tuhan Mungkin Kelaparan
Tetapi
Meninggalkan Tuhan Berarti Kematian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar